Mahasiswa KKL 37 UIN Syahada Padangsidimpuan Gelar Sosialisasi Bersama Perajin Besi di Sipange Julu: Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Tapanuli Selatan – Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Kelompok 37 dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan menggelar kegiatan sosialisasi dan wawancara bersama perajin besi di Desa Sipange Julu, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatra Utara. Kegiatan ini menjadi bagian dari implementasi program pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang berfokus pada pengembangan potensi lokal dan peningkatan ekonomi desa.
Mengangkat tema “Peningkatan Ekonomi Desa melalui Keterampilan Pandai Besi”, kegiatan ini dirancang sebagai bentuk kontribusi mahasiswa dalam membantu masyarakat mengoptimalkan keahlian yang telah diwariskan secara turun-temurun. Desa Sipange Julu memang dikenal luas sebagai desa pengrajin logam, terutama dalam bidang pandai besi. Produk-produk buatan tangan seperti parang, cangkul, sabit, dan berbagai alat pertanian lainnya telah menjadi ciri khas dan sumber utama penghidupan warga desa.
Sosialisasi yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKL 37 ini menitikberatkan pada penguatan kapasitas para perajin dalam menghadapi tantangan pasar modern. Materi yang disampaikan meliputi strategi pemasaran digital, pentingnya inovasi produk, serta peningkatan daya saing usaha di tengah persaingan pasar yang semakin kompleks.
Dalam sesi wawancara, salah satu perajin senior, Bapak Kanaekan Nasution, mengungkapkan rasa syukurnya atas kunjungan dan perhatian yang diberikan oleh mahasiswa. Ia mengatakan bahwa usaha pandai besi yang mereka jalani bukanlah sesuatu yang baru, namun tetap memerlukan adaptasi dan inovasi agar bisa bertahan di tengah perubahan zaman.
“Ini adalah keterampilan yang sudah diwariskan dari orang tua kami. Tapi di zaman sekarang, kami butuh lebih banyak pengetahuan soal pemasaran dan pengembangan usaha. Jadi, kegiatan ini sangat berguna bagi kami,” ujarnya.
Menurutnya, selain keterampilan teknis, para perajin juga perlu memahami strategi berbisnis yang baik agar produk mereka tidak kalah bersaing dengan produk luar yang masuk ke pasar lokal. Ia berharap kegiatan semacam ini bisa dilakukan secara berkelanjutan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah.
Sementara itu, Maulana Ibrahim, salah satu mahasiswa perwakilan dari KKL Kelompok 37, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya menjadi sarana pengabdian bagi mahasiswa, tetapi juga menjadi kesempatan belajar langsung dari masyarakat. Ia mengaku sangat terkesan dengan keterampilan para perajin besi di Sipange Julu.
“Desa ini luar biasa. Banyak warga yang memiliki keahlian tinggi dalam membuat alat-alat besi secara manual. Kami tidak hanya berbagi pengetahuan, tapi juga belajar langsung dari mereka,” katanya.
Maulana juga menegaskan pentingnya apresiasi terhadap kearifan lokal seperti ini. Menurutnya, keterampilan seperti pandai besi harus dijaga dan dikembangkan, karena selain bernilai ekonomi, juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Ia berharap semangat masyarakat untuk terus mengembangkan usaha tersebut dapat tumbuh dan didukung oleh banyak pihak.
Harapan dan Penutup
Melalui kegiatan edukatif ini, mahasiswa KKL 37 UIN Syahada berharap dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam mengembangkan usaha lokal. Mereka juga berharap agar keterampilan tradisional seperti pandai besi tidak hanya dipertahankan, tetapi juga ditingkatkan kualitas dan pemasarannya agar mampu bersaing secara lebih luas.
“Kami juga berharap pemerintah daerah, lembaga sosial, dan instansi terkait dapat lebih memperhatikan potensi ekonomi desa seperti ini. Dukungan dalam bentuk pelatihan lanjutan, bantuan alat, maupun pemasaran digital sangat diperlukan agar usaha warga bisa naik kelas,” ujar Maulana menutup wawancara.
Kegiatan sosialisasi ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dapat membawa dampak positif. Dengan memanfaatkan potensi lokal dan memberikan pendampingan yang tepat, peningkatan ekonomi desa bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai. Mahasiswa KKL Kelompok 37 UIN Syahada Padangsidimpuan pun berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi nyata selama masa pengabdian mereka di Desa Sipange Julu.