Banjir Bandang dan Longsor Terjang Kabupaten Padang Lawas: Kerugian Besar dan Korban Jiwa

 Banjir Bandang dan Longsor Terjang Kabupaten Padang Lawas: Kerugian Besar dan Korban Jiwa


Bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, pada Sabtu (23/11). Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah ini sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi menjadi pemicu utama meluapnya sungai-sungai serta terjadinya longsor di sejumlah titik. Kondisi ini tidak hanya menggenangi pemukiman warga tetapi juga menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang signifikan.


Banjir Luapan Sungai: Pemukiman Terendam dan Warga Kehilangan Nyawa


Salah satu dampak utama dari banjir adalah meluapnya sungai di Kabupaten Padang Lawas, yang mengakibatkan pemukiman warga terendam hingga setinggi dada orang dewasa. Lumpur setebal 15 hingga 30 cm turut menyulitkan evakuasi dan upaya penyelamatan. Di Kecamatan Barumun, musibah ini menelan korban jiwa. Pada Sabtu pagi, seorang warga ditemukan meninggal dunia di Sungai Galanggang. Korban tersebut diduga hanyut terbawa arus deras saat banjir terjadi dan ditemukan tersangkut pada pelepah pohon sawit.

Sementara itu, di Kecamatan Aek Nabara Barumun, dua rumah warga dilaporkan hanyut terbawa arus, dan dua rumah lainnya mengalami pergeseran akibat terjangan banjir. Kerugian material terus bertambah, dengan sejumlah infrastruktur penting yang mengalami kerusakan parah. tidak hanya itu Sebagai contoh, banyak  jembatan gantung di  berbagai wilayah juga  rusak berat akibat luapan air yang deras.


Tanah Longsor Memakan Korban di Desa Harang Julu

Tragedi lain terjadi di Desa Harang Julu, Kecamatan Ulu Sosa, yang diterjang tanah longsor. Dua rumah tertimbun longsor, menewaskan empat anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak mereka. Proses evakuasi korban berlangsung sulit karena longsoran tanah bercampur dengan pohon kelapa sawit. Pada akhirnya, alat berat dikerahkan untuk membantu warga, polisi, dan TNI yang sebelumnya berusaha melakukan pencarian secara manual. Keempat korban akhirnya berhasil ditemukan dan dinyatakan meninggal dunia pada hari yang sama.

Di lokasi lain, dua titik longsor juga dilaporkan di Desa Hutabaru Sosopan dan Desa Hutabara, Kecamatan Sosopan. Longsor ini memutus jalan lintas Sosopan-Aek Godang, sehingga akses transportasi di daerah tersebut terhenti total.


Kerusakan Infrastruktur Menghambat Aktivitas Warga

Banjir dan longsor tidak hanya menimbulkan korban jiwa tetapi juga melumpuhkan berbagai aktivitas masyarakat. Di Desa Parmainan, Kecamatan Hutaraja Tinggi, jalan amblas akibat banjir menyebabkan kemacetan panjang hingga dua kilometer. Sebuah mobil dilaporkan terpinggir di lokasi tersebut, sementara petugas dari kepolisian berupaya mengevakuasi kendaraan dan memperlancar arus lalu lintas.

Di Desa Bulu Sonik,  jalan lintas Sibuhuan-Sosa rusak parah akibat runtuhnya jembatan yang diterjang derasnya aliran sungai. Kondisi ini semakin memperparah isolasi sejumlah desa terdampak, yang mengandalkan jalan tersebut sebagai akses utama. Dalam situasi seperti ini, distribusi bantuan kepada korban banjir menjadi tantangan besar.


Kesaksian Warga: Kerugian Material dan Trauma


Kisah pilu juga disampaikan oleh warga yang terdampak langsung. seperti contoh Di Desa Parantongah,  ketinggian air dilaporkan mencapai atap rumah, membuat banyak keluarga kehilangan tempat tinggal. Rumah-rumah yang hanyut dan rusak menyisakan trauma mendalam bagi korban. Media sosial dipenuhi oleh unggahan masyarakat setempat yang menunjukkan kondisi desa mereka, mulai dari rumah-rumah yang roboh hingga jalanan yang terendam air dan tertutup lumpur.

selain desa tersebut hal serupa juga terjadi di berbagai desa seperti desa sakkilon dan harang julu serta berbagai desa di padang lawas yang rumah warganya terendam banjir dan mengalami kerusakan. 

Seorang warga menceritakan bagaimana banjir menghancurkan ladang dan sumber penghidupan mereka. "Kami hanya bisa menyelamatkan apa yang ada di tangan kami. Sisanya, rumah dan barang-barang, sudah tidak ada lagi," ungkap seorang korban di Kecamatan Barumun. Mereka berharap pemerintah dan relawan dapat segera membantu, baik dengan bantuan logistik maupun perbaikan infrastruktur.


Penyebab dan Langkah Penanganan

Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari menjadi pemicu utama bencana ini. Namun, kerusakan lingkungan juga diduga turut memperparah dampak banjir dan longsor. Penebangan hutan dan alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit di wilayah ini telah melemahkan daya dukung lingkungan, membuat tanah lebih rentan terhadap longsor dan sungai lebih mudah meluap.

Upaya tanggap darurat dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk Polres Padang Lawas, TNI, dan masyarakat setempat. Waka Polres Kompol Sugianto, S.Pd., menyatakan bahwa hingga Sabtu sore, ratusan rumah warga masih terendam air, dan evakuasi korban terus dilakukan. Selain itu, alat berat telah dikerahkan untuk membuka akses jalan yang tertutup longsor dan memperbaiki jalur yang rusak.

Polisi dan petugas dari Dinas Sosial juga telah mendirikan posko pengungsian dan dapur umum  bagi warga terdampak. Namun, akses yang terbatas dan medan yang sulit masih menjadi kendala utama. Relawan juga bergabung untuk membantu menyalurkan bantuan berupa makanan, pakaian, dan obat-obatan kepada para korban.


Harapan Pemulihan

Banjir dan longsor di Kabupaten Padang Lawas menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem untuk mencegah bencana serupa di masa depan. Pemulihan pasca-bencana ini membutuhkan langkah cepat dan terpadu dari berbagai pihak, mulai dari penanganan korban hingga rehabilitasi infrastruktur.

Selain itu, perlu dilakukan evaluasi kebijakan tata guna lahan di wilayah ini untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga kemanusiaan, harapan untuk memulihkan kondisi Kabupaten Padang Lawas dan membangun ketahanan terhadap bencana dapat terwujud.

Lebih baru Lebih lama